Mengenai Saya

Foto saya
Segala sebab akibat perihal rindu. Selamat membaca! Semoga bermanfaat :) other social media: ig : https://www.instagram.com/sasmitha.arf/ id line :sasmitha06. See you soon!

Kamis, 02 Oktober 2014

PARADE.

Seperti apa kenangan hendak berbondong-bondong
Kembali mengajakku mengeja—berparade membuka lemari ingatan
Tanpa etika meracau mencipta hujatan yang merindukan keredaan
Tanpa gerimis hanya deras yang terus mengusik
Memaksa aorta berpacu lebih kencang, lalu didihan darah telah sampai pada pelabuhan yang tersumbat
Otakku berbenah, mencari kenangan tentang sisa romansa atau lanskap matamu
Membopong semua isinya hingga tersisalah kekosongan
Hingga larut senja masih kucari dibalik lipatan limfa, mungkin sembunyi diantara jejalan darah
Nyaring menginjak dua oktav kumandang suara mencari kenangan
Tapi darah mengalir dengan indahnya tak peduli kegaduhan yang diperanak suara dua oktav itu
Kutengok dibalik kornea, lalu terus melangkah hingga ke balik epitel ibu jari terbesar—kosong
Kenangan tak sembunyi dimanapun
Kromosom pun bungkam, eloknya ia tak bicara tentang kenangan yang berparade di sudut kota itu
Kubiarkan ia terus berparade, menari dan tertawa. Lukiskan kebisingan dari hentakan kaki dan riuh tepukan. Aku, hanya diam dan akan selalu diam
Dibalik kota yang lain, aku mendengar riuhan kenangan yang masih saja mengajakku mengeja.
Santai saja kubiarkan mereka tertawa
Dengungkan irama-irama baru dari simfoni yang semakin aus
Disudut kota lain, kuhirup senja yang terus larut, berkawan sepasang gelas kosong dengan taburan jingga
Lalu lalang jalan kota hanya jadi lembar usang—tak pernah menarik untuk jadi lanskap utama
Di sudut kota dengan laju klakson yang menggema, kubiarkan senja mengerucut. Jingganya menyusup di sepasang bola mata
Lalu alaska gelap sempurna, menyisakan butir-butir putih diantara kelam
Sebuah tawa hadir disana, menjadi pengisi acara pada sebuah parade di sudut kota yang ku jajaki tanpa kebisingan
Kutengok parade yang semula mengajakku mengaja, ia masih ricuh dengan simfoni usangnya
Mereka melupakan harmoni dibalik sebuah nada
Partitur mereka adalah etika yang lapuk usia
Kenangan itu kalah! Tak serupa parade yang anggun, menyergap senja di sudut kota
Kenangan itu caramu menghancurkanku
Kau masih memaksa kenangan itu berparade, dengan melupakan sebuah tontonan parade di sudut kotaku yang terlampau indah
Sebuah parade yang hanya ku temukan pada sepasang mata bola
Haha, aku iba melihatmu terus memaki-maki kenangan yang lelah...


Pada salah satu senja, 2014