Mengenai Saya

Foto saya
Segala sebab akibat perihal rindu. Selamat membaca! Semoga bermanfaat :) other social media: ig : https://www.instagram.com/sasmitha.arf/ id line :sasmitha06. See you soon!

Senin, 28 November 2016

MANUSIA AKHIR BULAN

Ayana, mari mengamati manusia di akhir bulan. Dengan muka beringsut, bersungut-sungut memaki dirinya sendiri yang tak bisa mengendalikan isi dompet awal bulan. Kemudian mereka yang hendak makan macam-macam tapi baru ingat bila kini akhir bulan. Mengutip lirik lagu Akhir Bulan-Kunto Aji " Selalu seperti ini berjalan, derita pasca senang-senang " Rupanya banyak sekali yang menderita selepas mereka bersenang-senang di awal. Parahnya, itu terjadi di setiap bulan. Senang sekali manusia menciptakan seni wajah kusut akhir bulan. Lalu orang-orang yang bekerja malas-malasan di akhir bulan, karena tak ada lagi uang yang digenggam. Di jalan, banyak yang ugal-ugalan. Baru saja di perempatan atau pertigaan lampu menyala hijau, klakson sudah ditekan dengan penuh semangat. Sepertinya akhir bulan menyulut emosi mereka. Kalau begini, dimana esensi kenikmatan menerima uang di awal bulan? Baru menginjak minggu ketiga, isi dompet sudah megap-megap. Hendak mengeluarkan uang, ingat bahwa awal bulan masih 2 minggu lagi. Parahnya, itu terjadi setiap bulan.

Apakah manusia-manusia itu tidak pernah belajar pada bulan yang lalu? Atau terlalu bahagia menerima hak di awal bulan? Sehingga lupa bahwa apa yang mereka terima itu masih harus digunakan untuk melangsungkan hidup hingga sebulan ke depan. Pagi menerima uang atau gajian, sorenya ludes untuk bayar cicilan dan hutang di akhir bulan. Jika begini dimana nikmatnya menerima uang di awal bulan? Maka perlulah menelisik ke belakang, menulis daftar kebutuhan yang harus dipenuhi pada satu bulan. Sepertinya saat menulis daftar kebutuhan ini, kita perlu berkonsentrasi penuh Ayana. Sehingga apa yang kita tulis adalah sebenar-benarnya kebutuhan kita, tanpa digantungi oleh keinginan dan hasrat ingin membeli sesuatu yang sungguh tidak kita butuhkan. 

Mungkin hal itu sedikit bisa mengurangi wajah-wajah kusut akhir bulan, meski jumlah pengurangannya tidak terlalu signifikan. Kau punya cara lain kah Ayana? Supaya kita bisa menjadi manusia bahagia di akhir bulan? Supaya lagu Akhir Bulan - Kunto Aji tidak menjadi senandung wajib sebab liriknya sesuai. " Hidup di akhir bulan, hanya dengan mi instan. Hidup di akhir bulan, aku harus bertahan ". Ah, kau pernah bilang padaku Ayana. Sebaiknya kita menjadi manusia hemat di awal bulan kemudian bersenang-senang di akhir bulan. Melakukan hal kebalikan dari yang banyak orang lakukan. Jadi kita makan biasa-biasa saja di awal bulan, tak perlu jajan berlebihan, hingga di minggu keempat kita sadar bahwa penghuni dompet kita tidak menyedihkan tampaknya. Maka bisalah kita sedikit bersenang-senang di akhir bulan.

Balada sedih akhir bulan ini banyak dinikmati oleh anak perantauan, mahasiswa, pekerja yang merasa gajinya masih kurang cukup, dan sebenarnya adalah balada sedih ini sangat dinikmati oleh mereka yang tidak bisa mengendalikan uangnya di awal bulan apapun pekerjaan mereka. Lalu Ayana, apa kau pikir aku adalah manusia bahagia di akhir bulan? atau penikmat kantong kosong akhir bulan? Aku tidak pernah merasakan sedihnya akhir bulan Ayana, sebab uang yang kudapat adalah mingguan. Jadi sekalipun itu akhir bulan tapi awal minggu, maka dompetku akan baik-baik saja tak sesak nafas.

Tapi Ayana jika semua orang mulai pandai mengatur uang awal bulan mereka dan tiada lagi manusia beringsut akhir bulan, jadi tidak kita temukan lagi teater jalan balada sedih akhir bulan yang menarik untuk disaksikan itu? Lalu apa yang akan menjadi hiburan kita di akhir bulan Ayana? Orang-orang yang sumringah? Masih bersemangat kerja? Menikmati pilihan makanan yang macam-macam dari yang paling mahal harganya sampai biasa-biasa saja? Lalu jalanan akan sepi, damai, dan lancar saja seperti biasanya Ayana? Ah, tidak serulah Ay. Hidup terlalu datar jika begitu.
Oh mungkin aku nikmati saja seni akhir bulan yang baru Ayana? dengan manusia-manusia yang tak lagi beringsut, bersungut-sungut, dan emosinya tersulut. Bukankah itu akan menjadi pertunjukan akhir bulan yang indah jika kita melihatnya dari sisi yang berbeda Ayana? 

Baiklah Ayana, mari kita tunggu seni akhir bulan yang baru. Entah kapan. Mungkin saja balada sedih akhir bulan tiada habisnya dan selalu berulang. Sekarang kita lihat saja parade seru di sekitar kita. Nikmati teater manusia akhir bulan. Selalu menyenangkan jika kita bisa memaknai apapun dari sisi yang berbeda Ayana. Siapa yang peduli dengan wajah kusut akhir bulan? Jika bukan kau, Ayana yang kemudian mengajakku selalu memaknai segala sesuatu sebagai suatu pertunjukan.

Terimakasih Ayana, sudah mengajariku memiliki dua mata untuk mengartikan keadaan di sekitar kita.

PENCIPTAAN KONTROVERSI

Rindu
adalah haribaan tentang kamu
kenangan kaku
memasung hingga ke hulu

kamu
ialah haribaan rindu
kenangan memasung semu
ilusi
harapan
penghabisan
perihal temu yang tak berwujud

maka
biarkan aku menerima kepastian
pasal haribaan kita
bersenandung
menerka masa depan
abu-abu
begitu
sebab kamu
tak disini
melukis puisiku.

[ Hidup - Penghidupan - Kehidupan ]

[ KEHIDUPAN PERLU DIABADIKAN, PUISI ADALAH JALAN MENULIS KEHIDUPAN ]

Akhirnya menulis lagi setelah sekian lama tidak menulis.
Akhirnya kukunjungi kau lagi Ayana.
Selanjutnya akan kuberi kau puisi-puisi, tidak selamanya tentang aku. Coba kau artikan, siapa dan darimana segala puisi yang kutulis ini berasal. Ingat, Ayana ini tidak selamanya tentang aku. Selamat Membaca!

 LENGAH

 Sebab masih ada hal baik dari "aku baik-baik saja"
maka izinkan
Aku berbaik sangka
Pada burungnya sangka

Padamu.

Sudah
Sudah pula
Sudah lagi
Selalu sudah
Kulabuhkan itu

Padamu.

Jengah
Kamu paksa aku tak jengah
Rindu itu
Menyiksaku hingga jengah

Padamu.
Ku terbiasa
Padamu,

Sendiri,
Tanpamu.

Kota ramai,
hatiku sepi

tanpa kamu. 

Selasa, 06 September 2016

"Mengapa Politeknik Negeri Jember?" Tanya Mereka, Ay.

Hasil gambar untuk lukisan abstrak rindu
sumber : www.ibcworldnews.com





Selamat Malam, Ayana! Hari ini adalah hari keduaku kuliah. Di jadwal, mata kuliah yang harus ku tempuh adalah psikologi. Kemarin aku menempuh mata kuliah Ilmu Komunikasi. Besok aku mulai menempuh segala hal yang berkaitan dengan gizi. Mulai dari ilmu gizi dasar, sosio antropologi gizi, anatomi dan patologi, sampai ilmu kesehatan masyarakat. Sejak aku mulai kuliah banyak yang bertanya "Mengapa memilih polije (politeknik negeri jember)?". Aku ingin menjelaskan banyak hal kepada mereka yang menanyakan hal serupa, Ayana. Tapi mungkin mereka tidak akan paham ataupun sedikit mengerti. Bahwa sebenarnya kampus ini juga tidak pernah terbayangkan dalam benakku, terbesit saja tidak. Maka kuceritakan padamu saja.

Saat awal masuk kelas 12, aku dan teman-temanku mulai disibukkan dengan berbagai macam pilihan kuliah mulai dari universitas dan akademi, tapi bukan politeknik. Aku sama sekali tidak mengenal politeknik. Berbulan-bulan aku bimbang dan selalu berganti pilihan. Sampai menjelang pendaftaran SNMPTN pilihanku masih belum terpaku. Sholat istikharoh terus kulakukan supaya aku tak salah langkah dalam mengambil keputusan. Kemudian Ayana, tiba suatu ketika aku ingin menjadi seorang Ahli Gizi. Mendekati pendaftaran snmptn, keinginan itu makin kuat Ayana. Kita percepat ya ceritanya. Karena aku tidak lolos snmptn Ay, jadi aku harus daftar sbmptn dong. Dan pilihanku masih tetap Ayana, di kampus impianku Universitas Airlangga. Setelah tes sbmptn, aku diajak oleh beberapa teman untuk mengikuti tes UMPN (Ujian Masuk Politeknik Negeri) semacam sbm untuk politeknik. Nah, aku mulai mencari berbagai informasi mengenai politeknik. Dan gizi klinik lah salah satu prodi yang sesuai dengan apa yang aku cita-citakan, Ay. 

Diluar dugaan, tes yang aku jalani setengah hati ini bisa membawaku lolos dan diterima di prodi impianku. Nah, ketika pengumuman sbmptn dan aku dinyatakan lolos di prodi Budidaya Perairan Universitas Airlangga, aku dihadapkan pada sebuah kebimbangan (lagi) Ay.Aku diterima di kampus impian tapi bukan jurusan impian, juga di jurusan impian tapi bukan kampus impian. Menyedihkan lebih tepatnya membingungkan. Lagi-lagi aku takut salah langkah Ay. Maka tidak ada pilihan lain kecuali memohon petunjuk-Nya. Setiap hari aku selalu memohon petunjuk-Nya dan mencari informasi tentang dua kampus ini, Ay. Menjelang hari terakhir registrasi ulang sbmptn aku seperti diberi jalan dan petunjuk. Petunjuk berupa apa? Coba tebak! Petunjuknya adalah aku tidak bisa melakukan daftar ulang sbmptn, hanya karena aku tidak bisa menemukan lamannya. Aneh memang, tapi nyatanya memang begitu Ay. Maka tidak ada pilihan lain, aku harus menjalani kuliah di Politeknik Negeri Jember dengan jurusan impianku. Rasanya terlalu panjang jika harus kujelaskan ini kepada mereka semua, Ay. Banyak  yang menyayangkan keputusanku karena melepas kampus impianku(Unair) disaat ribuan orang ingin masuk ke sana, aku malah melepasnya. Mereka harus tahu, Ay. Aku tidak melepaskannya begitu saja, Ay. Aku melepasnya setelah melewati perdebatan panjang dengan hatiku, dengan Tuhanku. 

Sekarang inilah yang harus aku tempuh, Ay. Berjuang bersama rindu-rindu yang beku. Di sini, di tempat yang sama sekali tak pernah ku impikan. Tapi takdir Allah memang selalu baik, Ay. Kita hanya perlu berjuang dan bersabar, begitu kiranya pesan abiku. Kau tahu tidak, Ay? Bahwa sesungguhnya berjuang bersama rindu itu menenangkan. Mengapa demikian? Sebab bagiku segala hal yang menenangkan itu belum tentu rindu, tapi segala hal tentang rindu sudah pasti menenangkan. Di sini segala hal harus kulakukan sendiri, Ayana. Tidak ada orang tua juga tidak ada dia, dia yang menciptakan rindu-rindu ini. Sebulan yang lalu sebelum kami berpisah untuk nantinya bertemu dengan lebih bahagia, ia tanamkan rindu di sini. Aku rajin merawat rindu itu hingga tumbuh lebat. Sesekali kupangkas dengan doa supaya tetap indah. Pohon rindu ini menjadi tempat rindang dan sekali lagi menenangkan. Aku sendirian di sini, bergelantungan bersama rindu itu Ay. Setiap hari. Tapi rupanya rindu yang ia tanamkan itu mengajarkanku untuk tetap kuat meski aku sedang jatuh. Bahkan ketika rasanya tidak ada lagi kekuatan untuk bangkit, pohon rindu itu berbuah kekuatan yang kemudian membuat aku berdiri lagi. Sebab rupanya ia ingin ketika kami bertemu lagi nanti aku berada dalam posisi terkuatku. Ia tanamkan rindunya di sini supaya nantinya aku tetap tegak, berdiri, tersenyum, menopang segala hal yang menjatuhkanku. Dia hebat, Ay. Telah dia siapkan semuanya, bahkan meskipun dia tak di sini rindunya ia tanamkan supaya tetap dekat. 

Begitulah Ayana kisah rinduku malam ini. Sampai bertemu di kisah rindu yang lain. Semoga kau tidak bosan. Selamat merindu, Ayana!  

Minggu, 21 Agustus 2016

Ayana, itu Rindu!



Akhirnyaaaaa, bisa masuk blog lagi. Semoga siapapun yang sudi membaca ini dilimpahkan kebahagiaan dan hati yang lapang. Amiin! Oh iya, bagi yang sedang merindu semoga dikuatkan berjuang bersama rindunya dan segera dipertemukan dengan orang yang dirindu. Selamat membaca! maaf sudah menyita waktu kalian semua untuk membaca tulisan yang sedikit gak penting ini, hehe.


  

Hai Ayana,
sudah siap mendengar ceritaku hari ini?. Ayana, kali ini entah hari keberapa aku berkabung rindu. Berenang-renang dengan indah didalamnya. Entahlah Ayana, kisah tentang rindu itu tak pernah habis. Rindu selalu saja punya sesuatu untuk hidup dan tetap menjadi rindu. Parahnya meski kadang ia jahat menusuk ke relung hati, mencabik-cabik pikiran sebab berkolaborasi dengan kenangan dan tingkah pola jahat lainnya yang menyiksa aku tetap suka menceritakannya dan menjadi topik utama setiap aku denganmu. Kau bosan tidak?

Hari ini aku masuk ke sebuah kehidupan baru. Kehidupan yang sedikit berbeda dengan sebelumnya. Ada teman-teman baru, lingkungan baru, tempat baru, juga kebiasaan merindu yang baru. Sebab rindu yang hadir juga baru, Ayana. Meski rindu pada orang yang sama tapi macam rindu ini lebih kuat, hebat, dan benar-benar jahat. Aku seperti sendirian kali ini Ayana. Di sekitarku hiruk pikuk tapi rindu yang jahat itu menciptakan kesepian. Tentunya sejak jauh-jauh hari sudah kusiapkan hatiku untuk suasana ini. Sudah kubuka dengan lapang dan berbagai macam tempat di relung hati supaya rindu itu tetap nyaman berada di dalamnya. Namun sebaik apapun aku menyiapkannya tetap saja aku kalang kabut. Bingung cara mengatasinya. Berantakan, begitu!

Sudah lama ya rupanya aku tak mengunjungimu. Hampir setahun aku tak bercerita padamu. Maafkan aku, Ayana. Bukan aku yang menyibukkan diri, tapi keadaan yang membuatku sibuk. Sekarang aku sudah di kota yang berbeda, Ayana. Kota yang sama sekali tak masuk dalam daftar cita-cita dan impianku. Tapi, siapa yang tahu rencana-Nya? Kita hanya bisa berusaha tanpa mampu menerka. Aku hanya percaya bahwa segala hal yang ditakdirkannya adalah yang paling baik untukku.
Maaf ya kali ini kuganggu kau pagi sekali. Silahkan lanjutkan aktivitasmu, Ayana. Nanti ku kunjungi kau lagi dengan setumpuk kisah rindu yang baru. Selamat Pagi!