Cuklek, satu kata bahasa jawa yang berarti patah. Dewasa ini
saya sering mendengarnya, merujuk pada hati yang patah karena suatu hal. Menurut
pemahaman saya cuklek jauh lebih parah dari sekedar pecah berkeping-keping. Banyak
sekali, teman wanita yang berkisah kepada saya mengenai cukleknya hati dengan
faktor yang berbeda, hingga pada akhirnya saya tahu bagaimana cuklek yang
mereka rasakan (Jangan kira saya sedang curhat ya gaes). Sakit? Sudah jelas. Lalu
apa yang bisa kita lakukan? Menangisinya berlarut-larut? Sekedar membuat lega
tapi tidak akan menyembuhkan hati yang luka. Cuklek berkepanjangan juga tidak
baik gaes. La tahzan, Innallaha Ma’ana. Jangan bersedih karena sesungguhnya
Allah bersama kita.
Salah satu kisah cuklek yang hadir di depan mata saya adalah
ketika air mata sepupu saya (si A) mengalir dengan mudahnya beriringan dengan
hati yang cuklek sebab lelakinya sudah dengan jelas bermain cinta dengan wanita
lain. Tapi itu tidak berlangsung lama, karna si paijo sebut saja begitu,
laki-laki yang sudah menyakiti hati sepupu saya itu berhasil meyakinkan
wanitanya kembali setelah melalui perdebatan panjang yang secara tidak sengaja
saya saksikan. Itu pertengkaran pertama yang membuat saya membenci lelaki. Setelah
itu hubungan mereka kembali biasa saja, tertawa dan bercanda. Hingga pada kali
ketiga sepupu saya masih saja tetap bertahan, selama setahun itu juga saya
menyaksikan bagaimana air mata mengalir dengan percuma bagai sungai yang tak
menemukan telaga. Saat itu saya masih 14 tahun, dan tak pernah paham dengan apa
yang mereka bicarakan.
Kisah cuklek lain adalah ketika sepupu saya (si B) yang
hubungannya putus-nyambung-putus-nyambung tak berujung tapi masih bertahan
sampai sekarang. Saya selalu saja siap jadi pundak saat air mata mereka tumpah
ruah. Saya hanya bisa bilang, ya sabarlah kisah cuklekmu itu juga mampu
membuatmu lebih bahagia kelak. Saat itu saya belum pernah merasakan bagaimana
cuklek yang mereka rasakan. Ya, hingga pada akhirnya saya tahu seberapa sakit
hati yang cuklek dan mudahnya mengalirkan air mata untuk seseorang yang sebenarnya sia-sia dilakukan. Saya juga tahu apa alasan mereka bertahan meski luka
yang mendera tak kunjung sirna, satu hal saja karena pergi dan melupakan juga
serasa mematikan.
Cuklek saya, adalah ketika tahu seseorang yang saya
pertahankan pergi dengan pesan yang mematikan “saya tidak lagi mencinta” itu
kalimatnya, kalau pendengaran saya sedang baik-baik saja. Ketika saya tanya
alasannya kenapa dulu mencinta, seseorang itu mengatakan hal yang lagi-lagi
mematikan “Iseng saja” saya hanya bisa ber-oh panjang sembari mendengar
retakan-retakan hati yang kemudian pecah. Saya hanya tidak memahami bagaimana
bisa semua kenyamanan yang seseorang itu berikan hanyalah sandiwara belaka. Saya
serasa sedang bermain sinetron dan dia jadi pemain utamanya. Sampai saat ini saya
masih tidak bisa percaya, yakin saja dibalik “saya tidak lagi mencinta”
tersimpan rahasia besar yang entah kapan akan terungkap. Saya juga yakin kata “Iseng
saja” adalah kebohongan sebenarnya yang dia lakukan. Jadi intinya, dia sedang
membohongi hatinya dengan mencipta statement bahwa dia sedang mematahkan
kenyamanan diantara kita. Dilema awalnya, antara dia yang terlalu jahat atau
saya yang terlalu buta. Tapi gaes, sekali lagi saya tekankan senyumin aja si
kenangan. Iya, kenangan bakalan jadi satu hal yang mau tidak mau akan hidup
bersama kita. Iya kan gaes?
Gaes, 3 kisah cuklek diatas hanya sebagian kecil saja dari
rupa-rupa kisah yang saya dengar, lihat dan rasakan. Dan dari semua kerapuhan
itu, wanita selalu punya cara untuk tetap bangkit. Kalau kalian wanita yang
tegar, berhentilah menjalani cuklek yang berkepanjangan gaes. Cuklek-bangkit-hidup
kedepan jauh lebih nikmat rasanya daripada hanya sekedar
bangkit-cuklek-menangis seharian. Bersemangatlah gaes, karena apa yang kita
rasakan nanti akan lebih merapuhkan, kecuali jika kita masih punya
pegangan-Allah, yang selalu menguatkan hati. Mengutip kalimat dari ustad Felix
Siauw-seorang mu'allaf yang sekarang menjadi pendakwah : Bencilah seadanya dan cintailah seadanya,
manusia bisa dan cepat berubah | dan saat itu terjadi jangan sampai kita yg
sakit hati, rugi. Ya gaes, jangan sampai kita rugi.
Semua masa lalu kita memberikan
kita pelajaran berharga yang tak didapat di sekolah. Banyak yang lebih berguna
dari apa yang mereka sebut cinta masa muda. Kita masih bisa berjaya gaes,
dengan prestasi yang kita punya. Biarlah semua luka jadi cerita yang memenuhi
warna-warni kehidupan kita. Karena sesungguhnya hidup itu bukan sekedar tentang
bahagia. La tahzan gaes, semua yang pergi dan menyakiti, cepat atau lambat akan
terganti.