Mengenai Saya

Foto saya
Segala sebab akibat perihal rindu. Selamat membaca! Semoga bermanfaat :) other social media: ig : https://www.instagram.com/sasmitha.arf/ id line :sasmitha06. See you soon!

Rabu, 16 Agustus 2017

FULLDAY SCHOOL? Mengapa tidak? (Cerita Saya Tentang Fullday School yang Menyenangkan)

Assalamualaikum, para pembaca! Tulisan saya kali ini agak berbeda dari  tulisan-tulisan sebelumnya. Lebih panjang juga dari tulisan saya yang lain. Seluruhnya berisi opini saya mengenai program Menteri Pendidikan yaitu Fullday School yang diterapkan sejak tahun ajaran baru Juli 2017. Tulisan ini tercetus melihat keluhan-keluhan adik-adik kelas, saudara, kerabat yang sedang menjalani Fullday School.

Program ini diterapkan berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy Nomor 23 tahun2017 tentang Hari Sekolah. Secara umum Permen (Peraturan Menteri) ini mengatur tentang sekolah 8 jam sehari selama 5 hari. (Untuk lebih lengkapnya bisa cek di internet ya teman-teman). Pada saat awal program ini diterapkan saya biasa saja melihat adik-adik yang mengeluh karena pulang terlalu sore, mungkin mereka belum terbiasa. Namun setelah sebulan program ini berjalan sepertinya keluhan ini belum habis juga. Nah saya mau bercerita tentang pengalaman saya dengan Fullday School selama di jenjang SMP dan SMA. Semoga bisa bermanfaat bagi yang membaca, lebih senang lagi kalau bisa menghilangkan keluhan adik-adik tentang Fullday School.

SAYA DAN FULLDAY SCHOOL 2010-2013

Saya menikmati program ini sejak tahun 2010. Tepatnya tahun ajaran 2010/2011 di MTsN Lumajang. Jadi saat itu ada 2 program di MTsN Lumajang, kelas Fullday dan kelas reguler. Nah untuk masuk kelas Fullday harus lolos tes tulis dan tes baca al-qur’an. Seingat saya waktu itu saya sudah diterima di MTsN Lumajang sebelum UN SD berlangsung, jadi sudah masuk SMP sebelum lulus SD kurang lebih begitulah. Nah bedanya kelas Fullday dan Reguler adalah, banyak sih perbedaannya, saya kupas beberapa saja ya.

Yang pertama dari biaya SPP, awal saya masuk itu Rp 110.000 kemudian terus naik sampai saya kelas 9 itu biayanya sebesar Rp 130.000. Nah, untuk kelas reguler saya kurang tahu berapa biayanya. Seingat saya sih Rp 30.000 atau Rp 50.000, duh saya benar-benar lupa soal ini (tolong dikoreksi jika ada yang tahu kebenarannya). Kedua, kelas Fullday berakhir sampai pukul 16.00 di hari senin-kamis, sedangkan kelas reguler pukul 13.30. Untuk hari jumat Fullday dan Reguler berakhir pukul 13.00 (setelah sholat jumat) dan hari sabtu pukul 10.00. Ketiga, kelas Fullday mendapatkan makan siang, les bahasa arab 2 hari dalam seminggu (bekerja sama dengan lembaga diniyah), les bahasa inggris 2 hari dalam seminggu (bekerja sama dengan salah satu bimbingan belajar bahasa inggris di Lumajang), dan pelajaran diniyah 4 hari dalam seminggu (bekerja sama dengan lembaga diniyah di Lumajang), sedangkan kelas reguler tidak mendapatkan itu. Gara-gara kelas diniyah ini saya jadi belajar mengeja kitab dan menulis huruf pego.  Selain itu juga mendapatkan sertifikat les bahasa inggris juga raport diniyah. Keempat, kelas Fullday mendapatkan outbound di sekitar kota Lumajang saat liburan semester 1, dan tadabur alam di luar kota Lumajang pada saat semester 2, sedangkan kelas reguler tidak. Kelima, saat itu Fullday hanya 2 kelas sedangkan reguler 5 kelas. Dan yang saya tahu sekarang kelas reguler sudah berkurang jauh, Fullday sudah sampai 4 kelas atau 5 kelas ya? Ditambah lagi kelas akselerasi (sekolahnya agak kilat, cuma 2 tahun).

Melihat keluhan adik-adik tentang Fullday School, saya jadi ingat saat SMP dulu. Berangkat sekolah pukul 06.15 dengan mengendarai sepeda pancal (bahasa indonesianya apa ya?), jarak tempuh rumah-sekolah sejauh 6km. Kemudian pulang pukul 16.00, biasanya sampai di rumah pukul 16.30. Hari Jumat walaupun pulangnya siang, biasanya masih ada kegiatan lain seperti pramuka dan organisasi yang mengharuskan tetap pulang sore bahkan kadang malam. Oh iya, di MTsN sholat dhuhur dan ashar berjamaah, jadi sampai rumah tidak perlu terburu-buru sholat ashar. Tinggal istirahat dan bersih diri menunggu maghrib. Bahkan waktu saya kelas 9 juga ada sholat dhuha berjamaah pukul 06.30 dan itu wajib (jadi berangkatnya lebih pagi), saya masih ingat yang terlambat sholat dhuha diberi sanksi sholat dhuha di lapangan sekolah. Belum lagi pada saat kelas 8 ditambah les di salah satu bimbingan belajar, jadi ibaratnya baru sampai rumah sudah berangkat lagi. Dan saya menikmati itu semua. Bahkan ada beberapa teman saya yang rumahnya jauh dari sekolah dengan jarak tempuh sampai 30 menit, mereka harus berangkat pagi-pagi sekali dan sampai di rumah menjelang malam. Hebatnya tidak ada teman-teman yang mengeluhkan kegiatan ini.

Keluhan kedua juga tentang tugas yang menumpuk, saya lupa bagaimana tugas-tugas saya waktu itu. Yang jelas saya juga tetap dapat tugas dan sepertinya tidak sedikit. Saya masih ingat harus menghafalkan hadits-hadits, nahwu sharaf, menghafal kosa kata dalam bahasa inggris dan bahasa arab, dan lain-lain. Semuanya menyenangkan saat itu, walaupun capek tapi menurut saya tidak ada yang harus diragukan dari Fullday School.

SAYA DAN FULLDAY SCHOOL 2013-2016

Setelah lulus dari MTsN Lumajang, saya menempuh jenjang selanjutnya di SMA Negeri 1 Lumajang. Tidak ada program Fullday di sekolah ini tapi saya tetap pulang sore bahkan malam. Kenapa? Karena banyaknya kegiatan termasuk organisasi, jadi ceritanya tetap Fullday School, dan saya menikmati itu semua. Pelajaran berakhir pukul 13.30 di hari senin-kamis, pukul 10.45 di hari Jumat, dan 11.30 di hari sabtu, namun saya masih sering pulang sore sekali. Ketika saya kelas 11, saat itu sedang gencar-gencarnya lomba PBL (Problem Based Learning) yang diadakan oleh Sampoerna Foundation saya semakin sering pulang sampai malam dengan aktivitas yang begitu padat. Capek? Iya. Sempat mengeluh tapi saya senang dengan kegiatan yang bikin pulang sore itu. Kelas 12 menjelang ujian, ada program intensif yang dimulai pukul 05.45 dengan tambahan les di sore hari sampai pukul 15.00, biasanya saya berangkat pukul 05.30 dan teman-teman yang rumahnya jauh dari sekolah harus berangkat lebih pagi dari itu. Semuanya saya nikmati dan sangat menyenangkan bagi saya.

SAYA DAN FULLDAY SCHOOL 2016-SEKARANG

Lulus dari SMA saya kuliah di Prodi D-IV Gizi Klinik Politeknik Negeri Jember. Kuliah tidak membuat jadwal saya lebih baik. Saya masih tetap Fullday, bahkan terkadang saya mendapat kelas pukul 07.00-20.00, sehari penuh. Di Politeknik tidak seperti Universitas, di sini semua jadwal diatur oleh lembaga, sedangkan di Universitas mahasiswa bisa mengatur jadwalnya sendiri. Belum lagi ditambah praktikum-praktikum yang lumayan bikin capek, tapi lagi-lagi saya menikmati dan semuanya menyenangkan.

Jadi tidak ada pengalaman buruk menurut saya tentang Fullday School seperti yang dikeluhkan banyak orang saat ini. Bagi saya tidak ada salahnya berlama-lama menuntut ilmu. Lelah? Iya. Jenuh? Iya. Tapi selama kita menjalaninya dengan ikhlas dan hati yang lapang, insyaAllah kita bisa melewati semuanya. Tidak ada yang buruk dari menuntut ilmu dengan acuan waktu selama 8 jam sehari, tidak ada yang buruk dari banyaknya tugas, karena dari banyaknya tugas itu sangat bermanfaat bagi saya sekarang. Saya jadi terbiasa mengerjakan tugas dan laporan yang lebih banyak dari itu ketika kuliah. Dengan Fullday School itu juga saya jadi tidak kaget ketika harus kuliah sehari penuh, bisa diistilahkan “lebih tahan banting” begitu. Apalagi kegiatan PBL oleh Sampoerna Foundation, itu benar-benar memupuk keberanian, tanggung jawab, dan rasa percaya diri saya. Semua kegiatan “pulang sore” sejak 2010 itu sangat bermanfaat bagi saya sekarang.

Begitulah cerita dan pendapat saya tentang Fullday School yang berjalan di beberapa sekolah saat ini. Percayalah adik-adik, semua kegiatan baik yang melelahkan itu akan bermanfaat bagi kalian kedepannya. Tidak ada salahnya menuntut ilmu lebih lama dalam sehari, semuanya pasti bermanfaat nantinya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk siapapun yang membacanya. Mohon maaf jika ada kesalahan atau ada pihak-pihak yang tersinggung. Terimakasih.


Wassalamualaikum Wr, Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar