Mengenai Saya

Foto saya
Segala sebab akibat perihal rindu. Selamat membaca! Semoga bermanfaat :) other social media: ig : https://www.instagram.com/sasmitha.arf/ id line :sasmitha06. See you soon!

Minggu, 15 Juni 2014

DIORAMA KUARSA

Mereka ucap, kami pemilik tanah ini
Diberi kuasa menyulap bumi
Melukis lubang yang tak tumbuh lagi
Sebagai pemuas dahaga kami
Pasca kokok ayam pertama
Terpapah kami menuju ladang rakyat jelata
Mereka bersajak,
Kami punya pasir kuarsa, tiap butirnya ialah dahaga
Bergegaslah kami menyongsong harta karun
Sebutir berselang terlempar ke punggung kotak nun anggun
Batu berlian dipikul oleh badan-badan tambun
Bertahun kami menggali
Hingga jauh kedalam bumi
Sampai habis urat dan nadi
Digali lagi tanpa peduli
Sudah banyak keturunan kami mengabdi
Pada air pecah beriak
Atau pada batu dipinang tak mengelak
Juga pasir, jadikan tumpuan hidup kami
Tiap butirnya mengalir darah segar
Mewangi baunya disiram peluh menggelegar
Bila surya hendak melepas kimononya
Berpulanglah kami menyapa anak istri
Membuka sisi jendela abadi
Rehat pula kawan abdi kami
Mengosongkan butir hitam yang penuhi tubuh renta bekas menggali
Dipangkuan separuh purnama
Bercengkrama kami memandang rama-rama
Secawan kabar hadir tiba-tiba
Menyayat nadi yang meronta
Semua peluh kami disulap jadi keping rupiah
Pasir kuarsa telah melintas samudera
Ubahnya harta jadi berlimpah
Hanya percik saja mereka lemparkan
Segepok miliar jadi penebal kantong bangsawan
Ya, kami punya pasir kuarsa
Habis dahaga kami menggali
Lalu kami suapi mereka itu dengan peluh berharga murah
Tak jadi pengisi lambung atau uang jajan si bocah
Hendak membayar ilmu cukuplah jadi bayang


Sekali ini saja kami sertakan
Rintih rakyat yang mereka jajah perlahan
Harta kota kami telah mereka telan
Lalu kami tetaplah tak berpenghasilan
Sajak mereka buang
Janji merdeka tak layak pandang
Berucap seolah menelan ludah
Buaian dahulu kami puja
Sirna beriringan dengan pakaian mereka punya

Sudah sepantasnya mereka kami gadaikan
Ikat badan pada pasir menjulang
Lalu kami timbun bersama ribuan butir kuarsa
Mereka bilang tanah ini milik rakyat jelata
Tapi mereka sembunyikan harta serupa pujangga
Hanya jerit tercekat
Tak kan lagi kami gelar peluh dahaga
Alaska memerah saga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar