Saya lagi ga pingin nge post puisi. Jadi kali ini satu
postingan yang kayaknya juga ga penting, bakalan banyak kalian temuin nama senja disini. Senja itu siapa sih? Senja
itu apa? Senja itu gimana? Saya hanya punya satu kata tentang senja : Indah,
setia dan kenangan. Eh itu tiga kata ya? Ya pokoknya begitulah. Kita kupas
satu-satu ya..
Indah, iya saya
jatuh cinta pada senja karena keindahannya. Langit memerah saga dibalut angin
sepoi mempesona dipadu buaian ilalang juga kepak burung yang pulang ke sangkar,
ditambah lagi riuh ayam kembali ke peraduan. Pacaran saya dengan senja tiap
fasenya berbeda, saat masih TK cara saya bercumbu dengan senja adalah dengan
duduk di teras rumah dan membaca majalah kesayangan anak-anak “Bobo”. Gara-gara
sering baca majalah itu saya terobsesi untuk merawat kelinci, meski pada
akhirnya hanya bisa merawat ayam. Sejak jadi anak SD pacaran saya dengan senja
selalu berganti tiap harinya, kadang dengan bersepeda bersama senja, bermain
tanah, mengecap gulali, menikmati es krim, senja paling terkenang saat SD
adalah... Em... senja yang paling mengesankan saat SD adalah, saat senja
dihabiskan dengan mencuri mangga di rumah tetangga. Eh bukan, bukan itu yang saya
maksud senja yang paling berkesan saat saya masih SD ialah... Ah, sudahlah saya
lupa dengan masa merah putih itu. Selama SMP senja yang saya lewati beriringan
dengan perjalanan pulang kerumah. Setiap harinya pulang diatas pukul empat sore
membuat saya harus bercumbu dengan senja dalam perjalanan. Dan senja tetap saja
menawan dalam pesonanya. Masuk SMA saya melewati senja dengan berbagai hal yang
tak bisa dilupa. Mengejar senja, jadi aktivitas rutin saya ditengah kesibukan
yang mendera (meskipun kenyataannya saya ga punya kesibukan). Jadi orang aneh
ketika duduk di taman kota dengan memejamkan mata menikmati indahnya senja juga
pernah. Menyeret perhatian pengguna jalan dengan mematung dibius senja yang
memerah saga di depan rumah juga jadi cerita saya. Iya, senja membuat saya
jatuh cinta. Pesonanya, menjadikan saya sebagai manusia diluar kebiasaan.
Setia, senja
tidak pernah pergi. Ia hadir di sore yang tepat waktunya. Kadang awan dan hujan
merebut jingganya tapi senja bagi saya tetap mempesona dalam keadaan seburuk
apapun. Namanya juga jatuh cinta, bagus jeleknya tetap saja membuat saya
mematung dan membisu. Iya senja setia, tak banyak janji dan tak pernah pergi. Senja
itu pendiam yang sarat makna. Bercerita dengan senja adalah satu hal yang
kebanyakan orang menyebutnya gila tapi bagi saya adalah kebahagiaan. Senja oh
senja, kesetiaanmu kujadikan panutan.
Kenangan,
melewati tahun-tahun bersama senja menjadikan senja sebagai salah satu kenangan
terindah yang saya punya. Keindahan dan kesetiaan senja mencetak kenangan yang
terus memenuhi hati dan pikiran saya. Senja adalah lukisan indah ke sekian dari
tangan Tuhan. Senja mengajarkan saya banyak hal yang tak lagi bisa disebutkan. Senja,
adalah tentang suka dan duka yang mengakar dalam kenangan. Senja adalah tentang
tangis dan haru bahagia yang menyulut senyuman. Senja adalah tentang cinta,
harapan dan ketenangan.
Itu 3 foto senja yang gatau
dimana dan siapa fotografernya. Meskipun saya sangat cinta pada senja tapi tak
pernah menyimpan fotonya. Saya hanya suka mengabadikan senja di pelupuk mata
saya. Senja indah kan ya? Setiap senja, saya selalu jatuh cinta padanya dengan
jingga yang berbeda. Coba deh gaes nikmatin senja dengan segala kelapangan
dada, kalau kalian punya masalah luapin ke senja, dia bakalan jadi pendengar
setia.
Udah
ya, ini puasa kan ya? Ga boleh gosipin senja. Oke gaes, saya beri satu lagi
pesona senja yang memukau
sipp mith :)
BalasHapuscoba diramein pake widget biar lebih menarik blognya hehe :)
Bantuin dong lit :D Aku siap jadi admin di grup generatif (y)
BalasHapus