Kali ini bukan puisi lagi yang saya post disini. Ini
tak jauh lebih bermakna dari sebuah puisi. Sebenarnya pingin sih nge post puisi
lagi. Tapi ya ntar aja deh. Jadi gini, kenapa judul postingan kali ini bisa
tertulis semacam itu. Itu bukan karena saya mau curhat mengenai gadis labil
yang harus menjalani masa-masa sendiri lagi. Bukan juga saya yang harus masuk
fase “moving on” lagi. Yang jelas saya sedang berperang dengan kenangan yang
hadir tiap detik di hidup saya. Lelah memang dikejar-kejar kenangan, tapi
berusaha melupakan juga jadi seperti mematikan.
Berawal dari sebuah perkenalan singkat, ya sangat
singkat bahkan terlalu singkat. Lalu saya hidup dalam rasa nyaman yang luar
biasa. Seseorang itu mencipta kenangan yang banyak jumlahnya. Di setiap jalan,
di tengah kota, di sekolah, di setapak bahkan mungkin di tiap-tiap batu yang
diam kenangan itu tertulis. Ada ketulusan di matanya, ah kalimat itu mungkin
terlalu mainstream tapi memang begitu nyatanya. Saya menemukan ketulusan dan
ruang disana. Itu satu alasan kenapa saya memilih berlabuh di sebuah pelabuhan
panjang. Menambatkan kapal saya disana dan menyelami kesetiaan baru di lautan
yang luas. Seseorang itu tidak tampan memang, tapi entahlah sosok itu mampu
membuat saya memilih berhenti disitu. Bahkan sampai saat ini ketika dia
memutuskan melesat dengan cepat tanpa meninggalkan pesan, saya masih tetap
disitu. Bodoh memang, tapi saya telah membuat pilihan. Beberapa bulan lampau
ketika saya putuskan untuk menemaninya, berusaha menjadi yang terbaik baginya,
menerima kekonyolan yang dia perbuat, sejak saat itulah saya menikmati sebuah
dunia dan mimpi yang perlahan nyata.
Ada banyak kebisuan yang dia buat. Saya tetap
berusaha menerima kebisuan itu, dia hanya lupa bahwa tak semua diam mampu
menjelaskan. Disekililing saya mungkin banyak gadis merasakan hal yang sama. Diajak
melayang tinggi lalu dihempaskan ke bumi dengan alasan yang tak pernah
tersampaikan. Sudah banyak yang tahu bagaimana saya terlampau bahagia dan tahu
bahwa luka itu telah terbalut sempurna. Iya, dia punya pengobat hati yang
canggih. Obatnya hebat, tanpa bahan kimia. Tapi setelah saya telusuri obat itu
menimbulkan efek samping yang ternyata menciptakan luka dalam yang jauh lebih
sakit dari sebelumnya.
Lalu setelah dia pergi dengan rahasia yang tak
pernah saya ketahui, hiduplah saya sendiri menjalani setapak yang seolah
menuliskan setiap kenangan. Seperti kumpulan
mimpi indah menjelma seringai serigala yang meninggalkan jejak, kurang
lebih seperti itulah kenangan. Tapi hidup dalam kegelimpangan kenangan tidak
membuat saya menjadi kehilangan ingatan, lemah, lesu, lunglai atau
sekawanannya. Menerima kenyataan bahwa kenangan kembali menjadi sahabat saya
adalah sebuah kenikmatan yang sulit didapat. Bersyukur saja pernah
dipertemukan, lalu dengan singkat dibahagiakan. Cukuplah semua jadi kenangan. Let
it go yeah let it go! Berteman dengan kenangan membuat saya menjadi semakin
mencintai senja yang tak pernah pergi ataupun menghianati. Hidup berselimut
kenangan membuat saya semakin memahami bahwa tetap berdiri dan tidak pergi
mencari pelabuhan lain adalah satu keputusan yang tak kan menjadi sia-sia. Kawan,
senyumin aja si kenangan perlahan dia bakalan jadi kebahagiaan yang harus
dikasih ucapan terimakasih.
Ya begitulah postingan ga penting yang berhasil saya
tulis. Bukan sekedar dari apa yang saya alami tapi dari kebanyakan gadis yang
mengkisahkan satu hal tak jauh berbeda dengan kisah diatas. Cukup senyumin si
kenangan ya, hidup itu lanjutin kedepan. Let it go yeah!
Tuhan menciptakan ribuan pintu, dan kita harus mencari sendiri dimana pintu yang berisi kebahagiaan. Tapi seringkali kita terpaku di depan pintu yang salah. So sampe kapan kamu disitu terus? Let's move :)
BalasHapusSebuah kenikmatan bisa konsisten :')
BalasHapusbuat siapa nih cerita?
BalasHapusyeah, lanjutkan! :)
BalasHapusKenangan dengan seribu caranya mampu membuat kita lupa, lupa akan banyak hal, dan ingat dengan segala detail jalannya, smgt dek let it go! Hhe
BalasHapusIya mbak din :) semangat juga yaa, let it go! :D
BalasHapusojok percoyo dina. dina iku omong tok :p
BalasHapusAku wes semangat mulai biyen dek hha, eh isi blognya keren2 (y)
BalasHapusHaha iya alhamdulillah makasih mbak din :)
BalasHapusmas yusril iku opo ae tah